Tuesday, April 22, 2008

DIROSAH HADITS III

CARA MENGENAL SIFAT-SIFAT ROWI HADITS

Untuk mengenal siapa para perowi hadits baik tentang sifat dan kehidupan mereka tentu kita harus mengetahui dan mengkajinya melalui buku-buku biografi yang banyak ditulis oleh para ulama.

Para perawi hadits sejak masa nabi SAW sampai dicatat atau dikumpulkannya hadits-hadits tersebut oleh para mukhorrij atau mudawwin,sudah pasti disebut-sebut keadaan pribadi rowi itu masing-masingnya.Baik rowi itu termasuk dari golongan sahabat,tabi'in dan orang-orang yang sesudah tabi'in.

Banyak kitab-kitab yang khusus menjelaskan tentang biografi para perowi hadits dari sejak kelahirannya sampai akhir hidupnya.Maka dari itu tak ada satupun biografi hidup seorang rowi yang terlepas dari sorotan ahlul hadits,karena hal itu sangat penting untuk bisa menilai derajat sebuah hadits.

Ada memang satu atau dua rowi yang tidak diketahui sejarah hidupnya ataupun terlepas dari catatan sejarah.Rowi semacam ini disebut rowi majhul yakni tidak diketahui atau dikenal.Maka jika ada hadits yang diriwayatkan oleh rowi yang majhul,haditsnya tentu tidak bisa diterima.

Dalam kitab-kitab yang mencatat keadaan para rowi itu,maka setiap seorang rowi wajiblah dikenal minimal oleh dua orang ahli hadits pada masanya masing-masing yang benar-benar mengetahui hal ikhwal rowi yang bersangkutan.

Para pengarang kitab yang menyusun dan menguraikan sejarah hidup para rowi beserta sifat-sifatnya yaitu antara lain :

a- Imam Ibnu Hajar Al-'Asqolany.Beliau menyusun kitab-kitab sebagai berikut:
1. Tahdzibut-tahdzib,12 jilid dan memuat 12460 rowi.
2. Ta'jiilul-manfa'ah.1 jilid.memuat 1733 rowi selain yang ada di tahdzibut-tadzhib

3. Addurorul-kaminah.4 jilid,memuat 5320 rawi.
4. Al-Ishobah,8 jilid,memuat 11279.Kitab ini lebih spesifik menguraikan sejarah para sahabat Rosulullah SAW.
5. Lisanul mizan,6 jilid,memuat 14343 rowi.

b- Imam Adz-dzahabi.Beliau menyusun kitab bernama Mizanul-I'tidaal,3 jilid dan memuat 10907 rowi.

c- Imam Bukhori menyusun kitab At-Tarikhul-kabir.6 jilid dan memuat 9048 rowi.

d- Imam Ibnun nadin.Beliau menyusun kitab Al-Fihrist 10 jilid,7202 rowi.
e- Imam Abdul hayy Al-Hasani menyusun kitab Nuzhatul-Khawatir,3 jilid dan memuat 807 rowi.
f- Imam Ibnu Abi Hatim menyusun kitab Al-Jarhu wat-ta'diil,9 jilid,18040 rowi.
g- Ibnul Atsir,menyusun kitab Usudul-ghobah,4 jilid,memuat 6500 para sahabat rosulullah SAW.
h- Imam ASy-Syaukani,menyusun kitab Al badruth-tholi',2 jilid dan memuat 441 rowi.

Beliau-beliau itulah yang digelari oleh para ulama sebagai Rijalul hadits atau para pahlawan hadits.

bersambung deui....
Selengkapnya...

DIROSAH HADITS II

SYARAT-SYARAT YANG WAJIB DIMILIKI OLEH ROWI.

Setiap Rowi hadits haruslah memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut,agar hadits yang diriwayatkannya bisa dijadikan hujjah dan kuat.Karena ini sangat menentukan nilai dan derajat hadits yang diriwayatkannya.Diantara kriteria tersebut adalah:

a- Bulugh artinya ia sudah baligh menurut ketentuan agama.Artinya bahwa ia sudah baligh ketika meriwayatkan hadits yang bersangkutan,sekalipun waktu menerimanya masih kecil atau belum mencapai baligh.

b- Islam.artinya saat ia menyampaikan hadits ia dalam keadaan islam,walaupun waktu menerimanya masih beragama lain.

c- ‘Adalah.Yakni orang islam,aqil baligh (berakal) dan tidak terjangkit penyakit gila,juga tidak pernah melakukan dosa besar serta tidak membiasakan melakukan dosa kecil.

d-Dhobath.yaitu dapat menangkap apa yang diterima dan didengar,kuat hafalannya dan bukan pelupa,sehingga dimana dan kapan saatnyapun jika diperlukan maka ia dapat mengulang kembali dan menyebutkan hadits yang diterima olehnya itu dengan baik dan lancar.

e- Ittishol.yakni bersambung.artinya rowi yang menerima hadits itu bertemu langsung dengan rowi yang diatasnya,jadi seperti rawi G bertemu dengan F,rowi F bertemu dengan rowi E,E bertemu D demikian seterusnya hingga rowi A bertemu sendiri dengan Rosulullah SAW.

f- Ghiru syadz.yakni tidak ganjil.Maksudnya hadits yang diriwayatkan tidak berlawanan dengan hadits lain yang lebih kuat dan juga tidak berlawanan dengan Al qur’an.

Demikianlah beberapa syarat yang perlu dimiliki oleh setiap rowi hadits.Selain syarat-syarat tersebut diatas,untuk memberi nilai bahwa hadits itu benar-benar shohih atau hasan masih diperlukan syarat-syarat yang lain yang insya Allah kita akan bahas pada tulisan-tulisan selanjutnya

Selengkapnya...

DIROSAH HADITS

KITAB-KITAB HADITS DAN TINGKATANNYA.

Kitab-kitab hadits yang biasa disebut-sebut dalam mengemukakan alasan untuk menentukan sutu hukum agama itu banyak sekali.Tetapi yang masyhur diantaranya ialah Shohih bukhori,shohih Muslim,Jami’ Imam Tirmidzi,Shohih Ibnu Hibban,Shohih Ibnu Khuzaimah,Almuwaththo’ Imam Malik,Sunan Abu Dawud,Sunan Abu Dawud,Sunan Ibnu Majah,Sunan An Nasa’i,Sunan Al Baihaqy,Al-Mustadrok Imam Hakim,Musnad Imam Syafi’ie,Musnad Ahmad,Al-Mu’jam Thobroni (terdiri dari tiga macam,shoghir,awsath dan kabir),dan Shohih Ibnu ‘Awanah Rodhiyallohu ‘anhum wa wardhoohum ajma’iin.

Dari uraian diatas kita dapat mengetahui bahwa diantaranya ada yang disebut Musnad,sunan atau tidak menggunakan kedua kata tersebut.

Perbedaan antara musnad dan sunan adalah sebagai berikut:

Pertama : Musnad artinya yang disandarkan.Jadi kalau dikatakan sanad berarti rangkaian para perawi dari mukhorrij atau mudawwin paling akhir sampai rowi yang pertama langsung menerima dari Rosulullah SAW.Misalkan Musnad Imam Syafi’ie,maka itu artinya hadits-hadits yang dikumpulkan Imam Syafi’ie,sedang cara pengumpulannya ialah tiap-hadits yang diriwayatkan oleh sahabat secara berurutan,misalnya sahabat Ibnu Abbas,lalu Umar,Aisyah,Abu Hurairah dan demikian seterusnya.Oleh karena itu kitab hadits yang bernama Musnad,fasal-fasalnya tidak berurutan seperti kitab fiqih,misalnya fasal thoharoh dulu,baru fasal sholat,zakat,fasal haji.Kemudian dilanjutkan fasal Mu’amalat seperti jual beli dan lain-lain.Diteruskan dengan fasal Munakahat atau yang berhubungan dengan pernikahan,perceraian,fasakh nikah,ruju’ dan sebagainya.Kemudian masuk bab Jinayat atau pelanggaran undang-undang dan masing-masing hukuman yang wajib diberikan terkait dengan pelangaran-pelanggaran tersebut,lalu disambung dengan bab-bab fiqih yang lainnya hingga selesai.

Nah jadi jelas kitab musnad itu isinya tidak beraturan dan berurutan masalah demi masalah yang diketengahkannya.Bab-bab dalam musnad itu,fasal-fasalnya adalah perihal rowi-rowinya yang diutamakan,maka didalamnya terdapat fasal Aisyah,fasal Abdullah bin Umar,Abu Hurairah,Abdullah bin Abbas dan seterusnya dari mulai rowi yang terbanyak meriwayatkan hadits sampai yang paling sedikit.

Kedua: Sunan ialah kitab hadits yang bab-babnya diurutkan menurut urutan fasal-fasal yang berhubungan dengan fiqh,seperti bab thoharoh dulu,lalu mu’amalat,munakahat,jinayat dan sampai akhirnya menurut rangkaian urutan persoalan-persoalan fiqh.

Selanjutnya apabila kitab hadits itu bukan disebut musnad atau sunan,maka cara perurutannya adalah berbeda-beda.ada yang menyerupai musnad dan ada pula yang menyerupai sunan.

Bersambung…

Selengkapnya...

Tuesday, April 15, 2008

TENTANG QOUL QODIM DAN JADID IMAMUNA AL SYAFI'IE RA

A. Al QOULUL QODIM.(Pendapat/fatwa lama).

Abu Abdillah Muhammad bin Idris Al syafi'ie (Imam Syafi'ie ra) memulai konsentrasi dan menciptakan karya2 besarnya di iraq kira2 tahun 198 H.yaitu sesudah usia beliau mencapai 48 tahun dan sesudah memulai masa belajar selama lebih kurang 40 tahun.

Pada mulanya di iraq beliau mengarang kitab ushul fiqh yang diberi nama Ar risalah.Menurut satu riwayat hal itu karena permintaan Syekh abdurrahman bin mahdi di mekkah.Di mana Syekh Abdurrahman meminta kepada beliau agar menerangkan suatu kitab yang mencakup ilmu tentang arti Al Qur'an,hal ihwal yang ada di dalam al qur'an,tentang soal ijma',soal nasikh dan mansukh dan tentang hadits-hadits Nabi SAW.

Kitab ini setelah dikarang dan disalin oleh murid2nya lantas dikirim ke mekkah ,disamping ada pula yang di sebar di iraq.Tentang kitab Ar risalah karangan Imam Syafi'ie ini,Imam Fakhrurrozy dalam kitab "Manaqib As Syafi'ie" mengatakan:

"Adalah umat islam sebelum Imam Syafi'ie ra,membicarakan masalah-masalah fiqh,mereka mengambil dan membantah dalil-dalil,tapi tidak ada suatu peraturan umum yang dapat dipedomani dalam menerima dan menolak dalil-dalil itu.Imam Syafi'ie ra menciptakan ilmu baru yang dinamai Ushul al fiqh;dimana beliau meletakkan dasar-dasar dan peraturan2 umum yang dapat dipakai dalam menyelidiki derajat dalil-dalil syari'at islam".

Imam Muzani berkata:"Saya membaca kitab Ar risalah 500 kali.maka setiap kali membaca,saya dapati didalamnya satu ilmu baru yang saya belum mengetahui sebelumnya".

Syekh Al Karabisi murid Imam Syafi'ie di baghdad menceritakan:"kami ( di baghdad) pada hakikatnya tidak mengetahui cara-cara pemakaian dalil dari Alqur'an,dari hadits,dari ijma',sampai datang kepada kami Imam Syafi'ie ra,maka kami akhirnya mengetahui cara-cara tersebut dari sang Imam".

Berkata Abu Tsur Al Kalaby (murid Imam Syafi'ie di baghdad):"Tatkala kami mendengar fatwa Imam Syafi'ie ra,maka beliau menerangkan tentang lafadz "amm (perkataan umum) dalam Alqur'an,tetapi dimaksudkan khusus,lafadz khusus tapi yang dimaksud umum.Kami mulanya tidak tahu hal ini tapi setelah datangnya sang Imam maka kami akhirnya mengetahui".

Seorang murid Imam Syafi'ie ra Syekh Abu 'Ali bin Husein Al karabisi pada suatu ketika berkata:"Ketika Imam Syafi'ie berada di baghdad saya datang dan meminta kepada beliau kiranya beliau mengizinkan saya membaca sebuah kitab karangannya.Beliau menjawab:"Ambilah kitab "Az Za'faran,saya beri ijazah kitab itu padamu".

Imam Al karabisi ini kemudian menjadi penyambung lidah Imam Syafi'ie ra.Beliau meninggal dunia tahun 240 H.Yaitu 36 tahun setelah wafatnya Imam Syafi'ie ra.

Fatwa Imam Syafi'ie selain dikarang dalam bentuk buku,juga ditablighkan kepada umum,sehingga makin banyaklah murid2 imam syafi'ie di baghdad.Fatwa-fatwa yang dikeluarkan Imam Syafi'ie ra ketika berada di baghdad inilah yang dinamai "Al Qoulul Qodim"ata Fatwa lama.

MURID-MURID IMAM SYAFI'IE RA DI BAGHDAD.

Murid-murid Imam Syafi'ie banyak sekali di baghdad,tetapi yang masyhur sebagai penyambung lidah beliau adalah sebagai berikut"
1- Syekh Abu Ali Al Hasan As Shobah Az za'faran.(wafat tahun 260 H).
2- Syekh Husein bin Ali Alkarabisi.(wafat tahun 240 H).
3- Imam Ahmad bin Hanbal.(wafat tahun 240 H).
4- Imam Abu Tsur Alkalabi.(wafat tahun 240 H).
5- Syekh imam ishaq bin rohaweh/rahuyah.(wafat tahun 277 H).
6- Syekh Ar robi' bin sulaiman al Murody.(wafat tahun 270 H).
7- Abdullah bin Zuber Al Humaidy.(wafat tahun 219 H).
dan lain-lain.
Khusus Syekh Ar robi' bin sulaiman almurody dan Abdullah bin zubaer,keduanya ikut Imam Syafi'ie ke mesir dan ikut membantu menyebarkan pandangan sang Imam di mesir.

B. AL QOULUL JADID (Pendapat/fatwa baru).

Imam Syafi'ie sebagaimana riwayat menyebutkan,beliau pindah ke mesir pada tahun 198 H.Di mesir tinggal disebuah rumah sahabatnya yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam dan mengajar di masjid 'Amr bin "ash yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal beliau.

Ketika berada di mesir ini selama 5 tahun beliau berfatwa dan mengembangkan madzhabnya dihadapan umum dengan lisan dan tulisan dan mendapat sambutan yang sangat baik dari dunia islam saat itu.Kitab-kitab yang dikarang beliau sangat banyak sekali,kemudian disalin oleh murid-muridnya dan dibawa ke negeri lain untuk dikembangkan.

Kitab-kitab yang dikarang Imam Syafi'ie ketika dimesir antara lain:
1- Ar risalah.(Ar risalah al jadid),karena sebelumnya sang Imam juga mengarang Ar risalah al qodim sewaktu di baghdad.
2- Kitab Ahkamil Qur'an
3- Kitab Ikhtilaful hadits.
4- Kitab Ibtholul istihsan.
5- Kitab Jima'ul "ilmi.
6- Kitab al-qiyas.
7- Kitab Al Umm dalam Ilmu Fiqh.
8- Kitab Al Musnad.
9- Kitab Mukhtashor Al Muzany.
10-Kitab Harmalah.
11-Kitab Jami'al Muzani Al Kabir.
12-Kitab Jami'al muzani As Shoghir.
13-Kitab Istiqbalul Qiblatain.
14-Kitab Mukhtashor Al Buwaithi.
15-Kitab Al amaali.
16-Kitab Al Qossamah.
17-Kitab Al Jizyah.
18-Kitab Qital Ahlil Baghyi
dan masih banyak yang lainnya.

Berkata Qodhi Imam Abu Muhammad bin Husein bin Muhammad Al marudzi,salah seorang murid Imam Syafi;ie ra:"Imam Syafi'ie telah mengarang 113 (seratus tiga belas) kitab dalam ilmu ushul,tafsir,fiqh,adab,sastra dan lain-lain.

Pada waktu di mesir inilah Imam Syafi'ie ra meninjau kembali fatwa-fatwa yang dikeluarkan beliau saat di baghdad.Ada yang diantaranya ditetapkan dan ada pula yang direvisi bahkan di mansukhnya.Karena itulah timbul istilah Qoul Qodim dan Qoul Jadid.Qoul Qodim adalah yang di fatwakan di baghdad dan Qoul Qodim dimesir.

MURID-MURID IMAM SYAFI'IE RA DI MESIR.

Pada waktu Imam Syafi'ie ra dimesir mengembangkan madzhabnya,beliau mempunyai ratusan bahkan ribuan murid yang datang dan mengaji kepada beliau dari segala penjuru dunia.Hanya saja yang dekat,mendengar dan menulis dan membantu Imam Syafi'ie dalam menyusun kitab tidak terlalu banyak.Diantara adalah:

1- Ar robi' bin sulaiman al muradi yang datang bersama Imam Syafi'ie ra dari baghdad.(wafat tahun 270 H).
2- Abdullah bin Zubeir Al Humaidi,yang juga datang bersama sang Imam dari baghdad.(wafat tahun 219 H).
3- Al Buwaithy.Lama lengkapnya adalah Abu Ya'qub yusuf bin Yahya Al Buwaithi.(wafat tahun 232 H).
4- Al Muzany.Nama lengkapnya adalah Abu Ibrahim isma'il bin Yahya Almuzany (wafat tahun 264 H).
5- Arrobi' bin Sulaiman Al Jizy.(wafat tahun 256 H).
6- Harmalah bin Yahya At Tujiby (wafat tahun 243 H).
7- Yusuf bib Abdil A'laa (wafat tahun 264 H).
8- Muhammad bin Abdullah bin abdul Hakam (wafat tahun 268 H).
9- Abdurrahman bin abdullah bin Abdul Hakam (wafat tahun 268 H).
10-Abu Bakar Al Humaidy (wafat tahun 229 H).
11-Abdul 'Aziz bin Umar (wafat tahun 234 H).
12-Abu 'Utsman,muhammad bin Syafi'ie (anak kandung Imam Syafi'ie wafat 232 H).
13-Abu Hanifah Al Aswani (orang mesir asal qibthi.wafat tahun 271 H).
dan lain-lain.

Dengan perantaraan murid-murid beliau inilah pelajaran-pelajaran imam Syafi'ie ra tersiar luas ke seluruh pelosok dunia.

Berkata Syekh Muhammad bin Hamdan bin Sufyan Al Baghdady:"Pada suatu hari saya datang ke rumah Ar robi' bin Sulaiman,maka saya dapati di muka rumahnya 700 kendaraan yang membawa orang-orang yang akan mengaji dan mempelajari kitab-kitab Imam Syafi;ie ra".

Di riwayatkan bahwa Imam Al Buwaithi telah menggantikan Imam Syafi'ie mengajar dalam halaqoh sang Imam sesudah sang Imam wafat selama kurang lebih 27 tahun.

Diriwayatkan pula bahwa Imam Al Muzani telah menggantikan Al Buwaithi setelah wafatnya.Imam Al Muzani menggantikan Al Buwaithi hingga wafat tahun 264 H.Yaitu 60 tahun setelah wafatnya Imam Syafi'ie ra.

Murid Imam Syafi'ie yang bernama Ar robi' bin sulaiman almuradi adalah orang yang menulis kitab Ar risalah Al jadidah dan kitab Al-Umm.

BERSAMBUNG..... Selengkapnya...